Your smile is everything...

Your smile is everything...

Senin, 16 April 2012

Gundahku


Tuhan, apa yang sebenarnya tengah aku rasakan?

Terkadang aku merasa mereka mencintaiku dengan apa adanya, tapi tidak jarang pula aku merasa bahwa mereka tidak segan-segan membuatku menangis dengan dahsyatnya.

Ah, mungkin Cuma halusinasiku saja… Tapi ini kerap kali terjadi, Tuhan…
Rasanya, yang ingin aku lakukan sekarang adalah menangis dengan hebatnya. Tapi itu bukan diriku. Kemana aku yang selalu ceria di hadapan mereka?
Sekuat tenaga aku menahan tangis di hadapan mereka.. Karena, dengan menangis hanya di hadapan-Mu lah aku tidak ragu mengekspresikan segala gundahku. Termasuk sekarang. Entah perasaan apa ini… Aku sendiri tidak tahu bahkan tidak ingin tahu karena hanya kecewa lah yang tengah aku rasakan saat ini.

Kerap kali, mereke berkomentar atas diriku. Mungkin, di sisi lain mereka menganggapnya sebagai candaan belaka, tapi sesungguhnya itu sangat menyakitkan untuk aku dengar, Tuhan. Bukankah Engkau pernah berkata bahwa senyum itu ibadah? Senyum… hanya itu yang aku lakukan di depan mereka. Tanpa lawanan. Bertahan. Tapi percayalah Tuhan, itu sangat menyakitkan. Tidak jarang air mata ini bercampur dengan air wudhuku. Tidak jarang pula air mata ini menempel di sajadahku. Rasanya, nyaman sekali bercerita banyak pada-Mu, Tuhan. Tentangku, tentangnya, atau bahkan tentang mereka.
Tuhan, jika Engkau mengizinkan, aku ingin setiap waktu bermanja-manja pada-MU. Tapi Engkau menjanjikan bahwa diluar sana masih banyak pelajaran hidup yang harus aku lalui. Termasuk saat ini. Betulkan itu, Tuhan? Aku percaya pada-Mu, Tuhanku.

Baiklah, aku anggap ini sebagai ujian dan bagian dalam rangkaian catatan hidupku.
Aku anggap ini sebagai not-not yang mengisi setiap bar dalam partitur hidupku.
Bukankah kumpulan not itu akan mengalunkan nada yang indah jika dibawakan dengan baik oleh musisinya?

Mohon izinkan aku menjadi ‘musisi’ yang baik itu, Tuhan.

At last I say, I always love you guys. Everyone. 

Amalia Ikhwanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar